Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 18:54:04【Sehat】616 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(53)
Artikel Terkait
- BSI target nilai bisnis emas mencapai Rp100 triliun pada 2030
- WHO: Evakuasi medis dari Jalur Gaza harus dilanjutkan
- Dinkes Cianjur catat 16 siswa mendapat perawatan di puskesmas
- Kemendag: Perlakuan udang terkontaminasi radioaktif dibahas intensif
- PBB dan mitranya tingkatkan respons pascagempa di Afghanistan
- Anggota DPR RI
- Kadin Jatim tingkatkan profesionalisme tenaga SPPG dengan pelatihan
- Dana TKD dipangkas, Pemkot Solo tetap optimalkan pelayanan publik
- 526 rumah di Pandeglang terdampak banjir luapan sungai Ciliman
- Penjualan bebas bea di pulau resor China naik selama libur Pekan Emas
Resep Populer
Rekomendasi

Kemenekraf perkuat 28 provinsi miliki Dinas Ekonomi Kreatif

Pimpinan MPR dukung penanganan krisis iklim jadi prioritas nasional

Mesir kirim konvoi bantuan ke Gaza usai kesepakatan gencatan senjata

Netanyahu: Pasukan Israel akan tetap berada di Gaza

Wali Kota Kupang mendorong percepatan SLHS bagi SPPG

Pengelola SPPG Blora sesali video inspeksi viral timbulkan kegaduhan

Jelang akhir tahun, simak 8 ide liburan yang ngak biasa dan seru

UNICEF desak semua perbatasan ke Gaza dibuka